Aku Terpaksa
Tidak ada keterpaksaan aku menjalani kehidupan disini. Aku hanya berpikir inilah jalan hidupku.
Tak ada penyesalan pada diriku. Hanya Tuhan yang tahu isi hatiku sedangkan hidup ini seratus persen apa kataku. Sudah puluhan tahun aku menjadi pelayan bagi nafsu hewani laki-laki.
Aku rela menjalani pekerjaan purba ini. Jujur saja tidak seorangpun memaksaku menjadi pelayan sex laki-laki. Aku telah merasakan suka dan duka, asam garam kehidupan pelacuran.
Ceritanya ketika kali pertama ke sini sekitar 1990, usiaku masih belai sekitar 19 tahun.
Penampilanku seperti orang dewasa, tinggi semampai, bentuk payudarku masih montok, rambut sepanjang sebahu. Aku baru lulus sekolah menenggah atas. Alasanku pergi meninggalkan orang tua didesa karena aku ingin nuansa baru dan mencari pengalaman hidup.
Teman sekampungku menawari pekerjaan sebagai lonte.
Komentar
Posting Komentar