Orang Tua Sayang Anak
Siapa
sih yang ingin hidup susah di dunia ini? Pertanyaan konyol karena semua orang
bisa menjawabnya. Jawabannya jelas tidak ada. Semua orang ingin menikmati
indahnya dan gemerlap dunia yang menyajikan kesenangan lahir dan batin. Suka citalah
yang selalu dikejar olah setiap orang di dunia ini.
Sejak mata terbuka hingga
kembali lagi tertutup. Manusiawi sekali kalau prinsipnya ingin senang terus dan
memaknai kesenangan menjadi cita-cita. Apakah tujuan hidup hanya itu saja tidak
ada yang lain.
Enak
atau tidak menjalani kehidupan mulai mata terbuka hingga kembali mata tertutup
sangat tergantung oleh diri kita. Kata orang sih sangat tergantung kedua tangan
kita.
Kalimat
itu yang aku dengar dulu dari papiku. Dulu ketika aku masih duduk bangku
sekolah dasar hingga aku dewasa. Sikap papi tidak berubah yaitu suka
berceramah. Mirip pengotbah di geraja atau imam di masjid.
Tutur katanya runut
dan tata bahasa bisa dibilang sempurna. Topiknya beraneka ragam dan
menyesuaikan diriku. Papi pintar melihat dan membaca situasi dan kondisi
diriku. Ceramah papi sangat berbeda dengan malam hari.
Papi juga melihat apakah
diriku sedang capek berbeda dengan ketika aku merasa sehat. Papi sangat jeli
untuk memilih topik, tema, atau melihat terlebih dahulu mirip dukun yang bisa
menerawang hingga lubuk hatiku. Sedang mood atau lagi males, papi bisa
merasakan aura yang ada pada diriku.
Masih
kata papiku kalau anggota badan kita lengkap maka harus ada upaya untuk
mencapai keberhasilan. Masak kalah dengan orang cacat yang bisa meraih impian.
Ya…kata
papi sih tidak salah. Ada benarnya kalau urusan berhasil atau tidak karena
urusannya pekerjaan. Papiku sudah makan garam kehidupan jadi bendaraan kata dan
kalimat lumayan banyak. Beliau kerapkali memberikan ceramah terkait permasalahan
kehidupan manusia di dunia.
Katanya
sih kehidupan manusia di dunia ini hampir sama hanya beda waktu dan lokasinya
saja. Point masalahnya sama tak jauh dari urusan egois dan sifat dasar manusia
lainnya seperti rakus, mau menang sendiri, tidak pernah puas, sombong. Di
manapun masalah manusia berada tak akan lepas dari masalah pada diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar