Cerpen Romantis Aku Main Piano 2



Hal ini menjadi kebiasaan sampai aku lulus kuliah. Piano kami besar berwarna hitam buatan Jerman. Piano ini hadiah  dari opa dan oma sebagai hadiah perkawinan mama. Mama masih ada keturunan Manado sedangkan papa dari Madiun.dan papa mengajari kami berdua sesuai denagn bakatnya masing-masing. 

Mama sebelum menikah dengan papa bekerja disalah satu rumah makan internasional di surabaya sebagai pianis. Papa sebagai pemandu koor digereja Santa Maria Tak bercela Surabaya. Mereka berdua ketemu diacara misa gereja. Perkenalan selanjutnya diakhiri dengan pernikahan.
       
Dulu ketika kami berdua masih duduk dibangku SMP, kami sering mengikuti berbagai lomba piano dan kakakku mengikuti kejuaran menyanyi antar sekolah SMP se Surabaya. 

Papa kerapkali mengajak mengikuti lomba meskipun aku jarang menjadi juara pertama. Kakaklah pernah menjuarai lomba menyanyi pada HUT Indonesia pada tahun 1988 keluar sebagai juara pertama tingkat SMP se Surabaya. Ketika SMA, mama memintaku mulai serius belajar piano di  Melodia.

 Mama ingin melihat perkembang kemahiranku bermain musik klasik. Sejak itulah aku berhasrat menjadi pianis hebat. Impianku langsung melayang jauh diawan misalnya bermain dengan pianis-pianis internasional. 

Aku bangga disaksikan oleh ribuan penonton dan mendapatkan apluas  dengan  standing ovations

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Tanpa Kejujuran

Tampil Cantik Tanpa Make Up

Cintaku Tak Terbatas Waktu