Cerpen Romantis Aku Main Piano 4



Perubahan nuansa kehidupan tidak dapat dihindari. Waktu berlari terus seperti jam yang tetap berputar  dan hanya berhenti bila baterainya habis. 

Apa yang aku impikan menjadi pianis internasional, mengadakan tur ke berbagai negara semuanya impian menjadi sia-sia. Setelah kakak lulus kuliah musibah datang silih berganti. Dia mengalami kecelakaan hebat. 

Motornya dilindar truk gandeng ketika menuju rumah temannya di jalan Sepanjang. Truknya mengalami pecah ban dan posisi kakak akan menyalip dari sisi kiri. Bak truk menimpa motor dan kakak tepat berada dibawahnya. Tak ayal lagi nyawanya meregang. Mama sedih akan kematian kakak.

 Selang beberapa bulan kemudian pikirannya stress lalu stroke berat. Dokter telah mengatakan bahwa nyawa mama tidak tertolong lagi. Papa tetap tabah menghadapi cobaan ini. Aku berharap cobaan ini cukup bagi kami, aku dan papa.

 Tapi aku tidak menyangka selang setahun kemudian papa pun akhirnya meninggal. Akibat   serangan jantung ketika mempimpin kor digereja untuk persiapan acara natal. Kesedihanku lengkap sudah. Aku ditinggal oleh orang-orang yang mencintaiku. 

Cobaan ini sangat berat bagiku. Aku tetap pada pendirianku yaitu mewujudkan impianku menjadi pianis internasional. Aku menerima musibah ini dengan kepedihan hati, harapanku bahwa aku diberikan kekuatan lahir batin akan masa depanku.

 Aku memutuskan tetap berada dirumah ini dan tidak menjualnya…entah sampai kapan aku belum punya rencana. 

Aku selalu mengenang mereka maka bila aku kangen aku memainkan grand piano milik mama setiap saat untuk melepas rindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tampil Cantik Tanpa Make Up

Cintaku Tak Terbatas Waktu

Perpisahan Cinta