Puisi Cinta V


J e r i t a n HaTi


Luka mengangga penuh darah
Tersayat pilu oleh kerasnya kehidupan malam
Perih...pedih....tak tertahan ingin memuncrat keluar
Ia terpendam dalam di sanubari
 Mendekam bagaikan di dalam sel penjara
Penuh dengan penyesalan tiada ampunan  
Suara paruh mencoba menyeruak melalui bibir kering tanpa air
Rintihan pilu menusuk-nusuk menambah lebar luka menganga di hati
Air mata berjatuhan deras layaknya musim penghujan
Membasahi hati yang terluka
Bersuara lantang bagaikan gemuruh halilintar di siang bolong
Ah......sungguh berat perjalanan ini
Tak seorangpun jua yang mau mengerti apalagi memahami jeritan hati
Luka terus bergelora panas tiada henti entah pagi, siang, dan malam
Kepedihan jiwa-jiwa akan kasih sayang lenyap tersapu uang 
Siapa yang mau terus menerus menjadi budak belian
Tak ada protes atau melawan
Tak pernah menyuarakan isi hati
Setiap hari mempertontonkan harga diri ke setiap pelanggan
Memuaskan nafsu liar hewani yang paling ganas di muka bumi
Tak hanya seorang yang harus dilayani..........banyak orang
Pelayanan di atas ranjang menjadi kewajiban
Entah berapa lama sampai terpuaskan
Benar ..juga kata orang......kami menjadi tempat pembuangan akhir..
T    P   A
Tempat pelayanan ah...ah....ah.......ah........................asyik
Jeritan hati hanya berhenti di atas kerongkongan kering.....................
Terjerumus dalam kubangan kenistaan yang paling dalam
Bercampur aduk tak karuan
Sulit untuk di katakan..sampai kapan orang mau mendengar
Jerit tangis pelacur malang....sebuah pilihan tak perlu menyalahkan




18 Oktober 2008    jarak parkir 64 sby

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tampil Cantik Tanpa Make Up

Cintaku Tak Terbatas Waktu

Perpisahan Cinta